Friday, July 13, 2018

UNIVERSITAS PANDANARAN


Universitas Pandanaran berdiri sejak tahun 1996 di Semarang. Universitas Ki Ageng Pandanaran Semarang (UNPAND) berdiri tepatnya tanggal 8 Agustus 1996 dengan SK Mendikbud Nomor 59/D/O/1996. UNPAND didirikan atas usaha tokoh pendirinya Bp. Sutrisno Suharto (Walikota Semarang 1990-2000)

Kelangsungan penyelenggaraan Universitas Pandanaran Semarang tidak lepas dari keberadaan Yayasan Abdi Masyarakat. Kota Semarang dan hingga kini masih di kelola oleh Yayasan tersebut. Universitas Pandanaran Semarang memiliki 3 (Tiga) fakultas dengan 10 (sepuluh) Jurusan/Program Studi meliputi Program Studi Strata Satu (S1) yang terdiri dari Program Studi Teknik Arsitektur, Manajemen dan Akuntansi serta Program Diploma III (D III) meliputi Program Studi Teknik Elektro, Teknik Lingkungan, Teknik Mesin, Teknik Kimia, Teknik Sipil, Hubungan Masyarakat dan Ilmu Administrasi Bisnis.

Apabila anda mencari universitas untuk perkuliahan anda atau keluarga bahkan teman, anda bisa mendaftarkan diri atau keluarga bahkan teman anda di UNIVERSITAS PANDANARAN SEMARANG. Karena waktu perkuliahan terdapat reguler pagi, reguler sore dan weekend. Bagi anda yang berstatus pekerja juga cocok untuk mengambil perkuliahan di UNIVERSITAS PANDANARAN SEMARANG karena waktu perkuliahan ada reguler sore atau weekend.


Untuk lokasi berada di tempat yang strategis dalam kota akses kemanapun mudah.





Di Universitas Pandanaran Semarang terdapat kegiatan mahasiswa yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa BEM, Paduan Suara, UKM Musik dan lain sebagainya.
Selain itu, terdapat juga Pusat karir yakni sub unit yang dibentuk oleh Universitas Pandanaran Semarang, berikut adalah profilenya 




Profile Pandanaran Career Center (P.C.C)
Pusat Karir Universitas Pandanaran atau juga disebut dengan Pandanaran Career Center (P.C.C) merupakan sub unit yang terdapat di dalam Biro Administrasi Mahasiswa dan Alumni (BIMA) Universitas Pandanaran. Pandanaran Career Center (P.C.C) berdiri pada tanggal Tanggal 11 November 2017 berdasarkan SK Rektor No. 025a/SK-KMS/UNPAND/XI/2016.

V I S I   :
“Sebagai pusat pendidikan, pengembangan, dan bimbingan karir mahasiswa dan alumni Universitas Pandanaran”

M I S I
  1. Membangun kemitraan strategis antara Universitas Pandanaran dengan Dunia Kerja Dunia Industri (DUDI);
  2. Sebagai mediator antara mahasiswa dan alumni Universitas Pandanaran dengan dunia industri dan instansi pemerintah;
  3. Turut serta dalam mengembangkan kemampuan calon–calon sarjana Universitas Pandanaran untuk memiliki keahlian, keterampilan dan pengetahuan dalam hal pengembangan diri dalam mempersiapkan karir di dunia kerja.

Program Pusat Karir Unpand:
  1. Paket Publikasi Lowongan pekerjaan dan Magang (internship). Publikasi lowongan pekerjaan dan magang melalui saluran komunikasi yang dimiliki yaitu; papan pengumuman, websiteemail dan jejaring sosial.
  2. Paket Campus Hiring Perusahaan, yaitu menjembatani perusahaan yang akan melakukan rekrutmen kepada lulusan Universitas Pandanaran di lingkungan kampus, perusahaan dapat melakukan company presentation yang bisa diikuti dengan proses seleksi rekrutmen.
  3. Kunjungan ke perusahaan (company visit) yang bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa dengan dunia kerja yang sesungguhnya.
  4. Career snapshot dan seminar karir bekerja sama dengan praktisi SDM, Perusahaan dan organisasi mahasiswa binaan Pusat Karir Universitas Pandanaran
  5. Career  workshop” Becoming an Attractive Candidate” untuk mahasiswa semester akhir
  6. Tracer Study terhadap lulusan dan pengguna lulusan Unpand

Kerjasama Universitas Pandanaran dengan Perusahaan :
Bentuk kerjasama  Unpand dengan perusahaan akan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan atau dengan memilih paket kerja sama sebagai beikut:
  1. Paket Publikasi Lowongan Pekerjaan
  2. Paket Publikasi, Data lulusan dan Pemanggilan Peserta Test
    • Paket Presentasi dan Campus Recruitment
    • Paket Test Recruitment dan Asessment Psikolog


Berikut brosur info Penerimaan Mahasiswa Baru



Atau anda bisa berkunjung ke website resmi UNIVERSITAS PANDANARAN

Terima kasih

BAB 14 ORGANISASI JASA

A.       Organisasi Jasa Secara Umum
Pada tahun 2003, lapangan kerja sektor jasa telah tumbuh lebih dari dua kali lipat pertumbuhan sektor manufaktur yang membutuhkan wawasan yang lebih mengenai sistem pengendalian manajemen bagi organisasi jasa.
1.        Karakteristik
Pengendalian manajemen dalam industri jasa agak berbeda dengan pengendalian manajemen dalam perusahaan manufaktur. Karakteristik tersebut adalah:
a.        Ketiadaan Persediaan Penyangga
Barang dapat disimpan dalam bentuk persediaan yang merupakan penyangga untuk memperkecil dampak fluktuasi dalam volume penjualan terhadap proses produksi, jasa tidak dapat disimpan.  Perusahaan jasa tidak dapat melakukan apa yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur, sehingga perusahaan jasa harus mencoba untuk meminimalkan kapasitasnya yang tidak terpakai. Lebih lanjut lagi, biaya dan banyak organisasi jasa pada dasarnya bersifat tetap dalam jangka pendek. Dalam jangka pendek, sebuah hotel tidak dapat mengurangi biaya-biayanya secara substansial dengan menutup beberapa kamarnya. Kantor akuntan, kantor pengacara, dan organisasi profesional lainnya enggan untuk memberhentikan karyawan profesionalnya ketika volume penjualan rendah karena dampak moral dan biaya untuk merekrut dan melatih kembali karyawan baru.

b.        Kesulitan dalam Mengendalikan Kualitas
Perusahaan jasa tidak dapat menilai kualitas produk sampai pada saat jasanya diserahkan, dan sering kali penilaian tersebut bersifat subjektif. Misalnya kualitas pendidikan, kualitas pendidikan adalah hal yang sulit untuk diukur sehingga hanya beberapa Organisasi pendidikan yang memiliki sistem pengendalian kualitas formal.
c.         Padat Karya
Perusahaan manufaktur dapat menambah peralatan dan  mengotomisasi lini produksi sehingga dengan demikian, perusahaan menggantikan buruh dan mengurangi biaya. Hampir semua perusahaan jasa bersifat padat karya dan tidak dapat melakukan hal semacam itu. Rumah sakit memang dapat menambah peralatan yang mahal, tetapi kebanyakan hal itu ditujukan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, dan hal ini menambah biaya. Kantor pengacara memperluas usahanya dengan menambah rekan kerja dan karyawan pendukung yang baru.
d.        Organisasi Multi-Unit
Beberapa organisasi jasa mengoperasikan banyak unit di berbagai lokasi, di mana setiap unit adalah relatif kecil. Kesamaan dari unit-unit yang terpisah memberikan dasar yang umum untuk menganalisis anggaran dan mengevaluasi kinerja, yang tidak ada di perusahaan manufaktur. Informasi dan setiap unit dapat dibandingkan dengan rata-rata sistem atau regional, dan karyawan dengan kinerja tinggi dan rendah dapat diidentifikasikan.
2.        Sejarah Perkembangan
Akuntansi biaya dimulai di perusahaan manufaktur karena kebutuhan untuk menilai persediaan barang dalam proses dan barang jadi untuk tujuan laporan keuangan. Sistem ini memberikan data mentah yang dapat dengan mudah diadaptasi untuk digunakan dalam menetapkan harga jual dan untuk tujuan manajemen lainnya.Banyak organisasi jasa tidak mempunyai dorongan yang sama  mengembangkan data biaya. Penggunaan mereka atas data biaya produk dan data akuntansi manajemen lainnya adalah baru-baru ini saja – terutama sejak Perang Dunia II. Sekarang ini sistem pengendalian manajemen dan organisasi jasa berkembang sama pesatnya dengan sistem pengendalian manajemen yang ada di perusahaan manufaktur.
B.       Organisasi Jasa Profesional
Organisasi penelitian dan pengembangan, kantor pengacara, kantor akuntan, organisasi kesehatan, perusahaan teknik, perusahaan, arsitektur, kantor konsultan, organisasi simfoni dan organisasi kesenian lainnya, serta organisasi olahraga adalah contoh organisasi yang produknya adalah jasa profesional.
1.        Karakterístik Khusus
a.        Sasaran
Organisasi profesional memiliki relatif sedikit aktiva yang berwujud; aktiva utamanya adalah keterampilan dan staf profesionalnya, yang tidak muncul di neraca perusahaan. Tingkat pengembalian atas aktiva ýang digunakan pada hakikatnya tidak berarti dalam organisasi. Sasaran keuangan untuk memberikan kompensasi yang memadai kepada para profesional. Sasaran terkait adalah meningkatkan ukuran organisasi. Hal ini mencerminkan tendensi alamiah untuk mengaitkan keberhasilan dengan ukuran yang besar; skala ekonomi dalam menggunakan usaha dan staf karyawan dan unit sentral yang bertanggung jawab untuk menjaga agar organisasi tetap terkini.
b.        Profesional
Organisasi profesional adalah organisasi yaig padat karya, dan karyawannya adalah orang-orang yang khusus. Banyak profesional lebih menyukai bekerja secara independen daripada sebagai bagian dan suatu tim. Profesional yang juga adalah manajer cenderung bekerja hanya paruh waktu dalam aktivitas manajemen. Pendidikan bagi kebanyakan profesi tidak mencakup pendidikan dalam manajemen tetapi pada umumnya menekankan kepada keterampilan profesi di banding kepada keterampilan manajemen. Profesional cendrung meremehkan implikasi keuangan dari keputusan mereka; mereka ingin untuk melakukan pekerjaan terbaik yang dapat mereka lakukan, tanpa memperdulikan biayanya. Sikap ini mempengaruhi sikap dari staf pendukung dan karyawan nonprofesional dalam organiasi tersebut; hal ini mengarah pada pengendalian biaya yang tidak memadai.
c.         Pengukuran Input dan Output
Output dari organisasi profesional tidak dapat diukur dengan ukuran fisik, seperti unit, ton, atau galon. Seseorang dapat mengukur jumlah pasien yang dilayani oleh seorang dokter dalam satu hari, dan bahkan dapat mengklasifikasikan pasien-pasien tersebut berdasarkan jenis keluhannya; tetapi  tidak dapat disamakan dengan jumlah atau kualitas layanan yang diberikan oleh dokter tersebut. Yang terbaik yang dapat diukur adalah efisiensi dokter tersebut dalam menangani pasiennya, yang dapat digunakan untuk mengidentifikasikan pekerja yang santai dan pekerja keras. Pendapatan yang diperoleh adalah salah satu ukuran output di heberapa organisasi profesional, tetapi angka moneter ini, paling-paling hanya berkaitan dengan kuantitas jasa yang diberikan, namun bukan kualitasnya (meskipun kualitas yang buruk tercermin dalam pendapatan yang berkurang dalam jangka panjang).
d.        Perusahaan Kecil
Dengan beberapa perkecualian, seperti beberapa kantor pengacara dan kantor akuntan, organisasi profesional biasanya relatif kecil dan beroperasi di satu lokasi saja. Manajemen senior dalam organisasi semacam itu dapat secara pribadi mengamati apa yang sedang berlangsung dan secara langsung memotivasi karyawannya. Dengan demikian, terdapat lebih sedikit kebutuhan akan sistem pengendalian manajemen yang canggih, dengan pusat laba dan laporan kinerja formal. Meskipun demikian, organisasi yang kecilpun tetap membutuhkan anggaran, perbandingan umum antara kinerja terhadap anggaran, dan suatu cara untuk mengaitkan kompensasi dengan kinerja.
e.         Pemasaran
Dalam suatu perusahaan manufaktur terdapat garis pemisah yang jelas antara aktivitas pemasaran dengan aktivitas produksi; hanya manajemen senior yang menaruh perhatian pada keduanya. Pemisahan yang jelas semacam itu tidak terdapat dalam organisasi proesional. Di beberapa organisasi profesional, kode etik profesi membatasi jumlah dan karakter dan usaha pemasaran yang terlalu kentara oleh para profesional. Tetapi, pemasaran adalah aktivitas yang penting di hampir semua organisasi. Dalam situasi seperti ini, sangatlah sulit untuk memberikan penghargaan yang sesuai kepada orang yang bertanggung jawab untuk “menjual” ke pelanggan baru.
2.        Sistem Pengendalian Manajemen
a.        Penentuan Harga
Harga jual dan pekerjaan ditetapkan dengan cara tradisional di banyak perusahaan-perusahaan profesional. Jika profesi tersebut merupakn salah satu profesi di mana para anggotanya sudah terbiasa untuk mencatat jadwal waktu mereka, penentuan biaya profesional yang harus dibayar biasanya dikaitkan dengan waktu profesional yang digunakan dalam penugasan tersebut. Tarif tagihan per jam biasanya didasarkan pada kompensasi dari tingkat profesional tersebut (dan bukannya kompensasi dari orang tertentu), ditambah dengan beban untuk biaya overhead dan laba.
b.        Pusat Laba dan Penetapan Harga Transfer
Unit-unit pendukung, seperti pemeliharaan, pemrosesan informasi transportasi, percetakan, dan pengadaan barang dan jasa, membebankan layanan yang mereka berikan ke unit yang mengonsumsi layanan tersebut.
c.         Perencanaan Strategis dan Penyusunan Anggaran
Secara umum, sistem perencanaan strategis formal di organisasi profesional tidak berkembang sebaik di perusahaan manufaktur dengan ukuran yang sama. Sebagian dari penjelasan atas hal tersebut adalah bahwa organisasi profesional tidak memiliki kebutuhan yang besar akan sistem semacam itu. Di perusahaan manufaktur, banyak keputusan program melibatkan komitmen untuk membeli pabrik dan peralatan. Keputusan-keputusan tersebut mempunyai dampak yang dapat diprediksikan, baik terhadap kapasitas maupun biaya selama beberapa tahun ke depan, dan, sekali telah dibuat, keputusan tersebut pada hakikatnya tidak dapat dibalik. Dalam suatu organisasi profesional, aktiva utamanya adalah manusia. Meskipun organisasi tersebut menghindari fluktuasi jangka pendek dalam jumlah karyawan, perubahan dalam ukuran dan komposisi karyawan lebih mudah untuk dilakukan dan lebih mudah untuk dibalik dibandingkan dengan perubahan dalam kapasitas fisik pabrik
d.        Pengendalian Operasi
Banyak perhatian yang, atau sebaiknya, dicurahkan pada penjadwalan waktu profesional. Rasio waktu yang ditagih (billed time ratio), yang merupakan rasio dari jumlah jam yang dapat ditagih terhadap jumlah jam yang tersedia, dipantau secara ketat. Jika ternyata penggunaan waktu yang sebaliknya merupakan waktu menganggur atau untuk alasan pemasaran atau pelayanan umum, beberapa penugasan dibebankan dengan tarif yang lebih rendah dari tarif normal, maka varians harga yang ditimbulkan harus dipantau secara ketat.
Ketidakmampuan untuk menetapkan standar bagi kinerja tugas, keinginan untuk melaksanakan pekerjaan dalam tim, masalah yang ditimbulkan karena mengelola organisasi matriks, dan karakteristik perilaku dari profesional, semuanya memperumit perencanaan dan pengendalian atas operasi sehari-hari dalam organisasi profesional. Ketika pekerjaan dilaksanakan oleh tim proyek, maka pengendalian difokuskan pada proyek. Rencana tertulis untuk setiap proyek dibutuhkan, dan laporan tepat waktu harus dibuat, yang membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang direncanakan dalam hal biaya, jadwal, dan kualitas.
e.         Pengukuran dan Penilaian Kinerja
Penilaian yang dibuat oleh atasan adalah penilaian yang paling umum. Untuk itu, organisasi profesional semakin banyak yang menggunakan sistem formal untuk mengumpulkan penilaian kinerja sebagai dasar keputusan personalia dan ùntuk diskusi dengan profesional tersebut. Beberapa sistem memerlukan peringkat numerik atas atribut tertentu dari kinerja dan memberikan rata-rata tertimbang bagi peringkat-peringkat ini. Kompensasi mungkin dikaitkan, sebagian, pada peringkat numerik ini. Penilaian oleh rekan sekerja, atau oleh bawahan, kadang kala merupakan bagian dan sistem pengendalian formal. Di beberapa organisasi, individu dapat diminta untuk membuat penilaian atas diri sendiri. Ekspresi kepuasan atau ketidakpuasan dari kiien juga merupakan dasar yang penting untuk menilai kinerja, meskipun ekspresi semacam itu mungkin tidak selalu tersedia.
Anggaran dapat digunakan sebagai dasar untuk mengukur kinerja biaya, dan waktu aktual yang digunakan dapat dibandingkan dengan waktu yang direncanakan. Anggaran dan pengendalian atas beban diskresioner di perusahaan profesional adalah sama pentingnya dengan di perusahaan manufaktur.  Tetapi, ukuran-ukuran keuangan semacam itu adalah relatif tidak penting dalam menilai kontribusi dari seorang profesional terhadap profitabilitas perusahaan. Kontribusi utama dari profesional tersebut berkaitan dengan kuantitas dan berada di atas seluruh kualitas pekerjaan, sehingga penilaiannya teñtu saja harus lebih banyak bersifat subjektif. Lebih lanjut lagi, penilaian tersebut harus dilakukan saat itu juga.
C.      Organisasi Jasa Keuangan
Organisasi jasa keuangan meliputi bank komersial dan institusi penghematan, perusahaan asuransi, dan perusahaan efek. Perusahaan-perusahaan ini berada dalam bisnis yang terutama bertujuan untuk mengelola uang. Beberapa dari perusahaan tersebut bertindak sebagai perantara,yang lain bertindak sebagai pemindah risiko dan yang lainnya lagi adalah pedagang.
1.        Sektor Jasa Keuangan
Beberapa pengamatan umum dapat dibuat mengenai sektor jasa keuangan.
  1. Sektor jasa keuangan merupakan tulang punggung penting dari perekonomian Amerika Serikat dan dunia.
  2. 30 tahun yang lalu, bank komersial, bank investasi, broker ritel, dan asuransi, ada sebagai industri yang berbeda dan terpisah. Perusahaan-perusahaan tersebut hanya berspesialisasi dalam satu industri saja dan cenderung untuk bersaing dalam satu negara. Hal itu jauh berbeda dari kenyataan saat ini. Beberapa merger besar telah mengarah pada konsolidasi dari industri jasa keuangan (contohnya: merger antara Citicorp dan Travellers; akusisi UBS atas Paine Webber; akuisisi Morgan Stanley atas Dean Witter; akuisisi Deutsche Bank atas Bankers Trust). Pengaburan batas industri, globalisasi, dan konsolidasi perusahaan jasa keuangan akan semakin cepat di abad ke-21.
  3. Perusahaan jasa keuangan telah menggunakan revolusi teknologi intormasi untuk menciptakan produk-produk baru dan menemukan metode-metode perdagangan baru. Misalnya saja, Charles Schwab Corporation memperkenalkan TeleBroker (sistem entri pesanan menggunakan papan sentuh telepon secara otomatis).
  4. Kebutuhan akan pengendalian di sektor jasa keuangan telah menjadi sangat penting. Krisis keuangan Asia selama paruh kedua tahun 1990-an, sebagian, merupakan akibat dan pengendalian yang tidak memadai di bank-bank Thailand, Indonesia, Jepang, dan negara-negara Asia lainnya yang, pada gilirannya, memungkinkan bank-bank tersebut memberikan pinjaman berisiko tinggi dan buruk.
  5. Selama tahun 1990-an bentuk-bentuk baru dari instrumen keuangan (seperti derivatif) dircang oleh perusahaan jasa keuangan kadang kala menimbulkan kerugian sebesar jutaan dolar bagi klien.
  6. Skandal korporat selama tahun 2002 telah menciptakan dorongan yang kuat terhadap bank-bank investasi untuk melakukan pemisahan (spin off) terhadap departemen penelitinnya.
2.        Karakteristik Khusus
a.        Aktiva Moneter
Kebanyakan aktiva dari perusahaan jasa keuangan bersifat moneter. Nilai sekarang dari aktiva moneter adalah jauh lebih mudah untuk diukur dibandingkan dengan nilai pabrik dan aktiva fisik lainnya, atau paten dan aktiva tidak berwujud lainnya. Dalam industri jasa keuangan, kualitas mengacu pada kualitas jasa yang diberikan dan pada kualitas instrumen keuangan selain uang; tidak ada kebutuhan akan pengendalian kualitas atas uang.Aktìva finansial dapat juga dipindahkan dari satu pemilik ke pemilik lainnya dengan mudah dan cepat. Dalam pemindahan dana secara elektronik, uang berpidah hampir seketika. Perusahaan yang menangani aktiva keuangan, terutama uang, harus mengambil tindakan-tindakan yang ketat guna melindunginya. Hal ini tidak hanya melibatkan tindakan-tindakan fisik untuk melindungi mata uang dan dokumen, melainkan juga tindakan-tindakan yang dirancang untuk memelihara integritas dan sistem untuk mentransfer uang dari satu pihak ke pihak lain.
b.        Jangka Waktu Transaksi
Pengendalian memerlukan adanya suatu cara pengawasan yang berkelanjutan atas kelayakan dari suatu transaksi selama jangka waktu tertentu, termasuk audit periodik atas semua pinjaman yang beredar.
c.         Imbalan dan Risiko
Banyak perusahaan jasa keuangan bergerak dalam bisnis yang menerima risiko sebagai ganti atas imbalan yang diperoleh. Kebanyakan keputusan bisnis melibatkan trade-off antara risiko dan imbalan. Semakin besar risikonya, sebaiknya semakin besar pula imbalan yang diantisipasi. Di dalam perusahaan jasa keuangan, trade-off ini lebih eksplisit dibandingkan dengan di dalam investasi bisnis seperti keputusan pembelian suatu mesin atau pengenalan suatu produk baru. Tingkat bunga pinjaman dan premi polis asuransi didasarkan pada asumsi tentang risiko, yang mungkin terbukti akurat atau tidak.
d.        Teknologi
Teknologi telah merevolusi industri jasa keuangan. Perusahaan jasa keuangan telah menggunakan teknologi informasi sebagai suatu cara untuk menawarkan layanan yang inovatif. ATM bank merupakan salah satu contohnya. Layanan broker secara online merupakan segmen dengan pertumbuhan yang cepat.
D.      Organisasi Perawatan Kesehatan
Organisasi perawatan kesehatan terdiri atas rumah sakit, klinik, dan organisasi kedokteran yang serupa; organisasi pemeliharaan kesehatan; panti wreda dan rumah perawatan; organisasi pelayanan rumah; dan laboratorium medis adalah beberapa di antaranya. Meskipun kesemuanya memiliki hampir semua karakteristik dari organisasi nirlaba, banyak di antaranya yang merupakan perusahaan berorientasi laba.
1.        Karakteristik Khusus
a.        Masalah Sosial yang Sulit
Masyarakat lambat laun mulai memahami fakta bahwa sistem pemberian pelayanan kesehatan sekarang ini tidak berjalan. Di pihak lain, biaya per layanan tidak dapat dihindari lagi akan terus meningkat dengan pengembangan peralatan dan obat-obatan baru; beban rumah sakit semakin meningkat. Di pihak lain, jumlah orang yang sakit semakin bertambah karena kemajuan medis memperpanjang usia orang-orang tua, yang kemungkinan besar memerlukan perawatan. Masyarakat tidak dapat membayar peningkatan yang dapat diprediksikan jika tingkat kenaikan biaya sekarang ini berlanjut lebih lama lagi. Penyedia layanan kesehatan menyadari masalah ini, adalah jelas bahwa pemberian layanan kesehatan akan berubah secara drastis. Organisasi layanan kesehatan harus waspada terhadap peruahan-perubahan ini.
b.        Perubahan dalam Bauran Penyedia Layanan
Dalam kenaikan keseluruhan dan biaya layanan kesehatan, perubahan yang signifikan telah terjadi dalam cara dengan mana pelayanan kesehatan diberikan dan, akibatnya, dalam kelayakan jenis tertentu dan penyedia layanan. Untuk tetap layak beroperasi, rumah sakit harus memiliki fleksibilitas untuk beradaptasi terhadap perubahan ini, balk dengan memberikan lebih banyak layanan kepada pasien rawat jalan atau dengan menghilangkan layanan pasien rawat inap yang tidak lagi menguntungkan.
c.         Pembayar Pihak Ketiga
Program terbesar dan pemerintah adalah Medicare, sebuah program pemerintah federal ÿang menyediakan dukungan bagi orang-orang berusia 65 tahun ke atas dan bagi anak-anak muda dengan ketidakmampuan tertentu. Sampai tahun 1983, Medicare telah mengganti biaya-biaya yang terjadi sesuai dengan “kewajaran,” yang memberikan sedikit insentif kepada penyedia layanan kesehatan untuk mengendalikan biaya. Pada saat ini, Medicare mengganti biaya rumah sakit berdasarkan Kelompok Diagnostik Terkait (Diagnostic Related Groups-DRG).
Sistem DRG, dan kenaikan dalam biaya rumah sakit per pasien, telah memotivasi rumah sakit untuk memasang sistem akuntansi biaya yang canggih. Beberapa rumah sakit memberikan layanan pemrosesan informasi kepada rumah sakit lain berdasarkan kontrak. Sistem ini memberikan informasi atas pasien individual dan mereka melaporkan biaya aktual dibandingkan dengan biaya standar untuk setiap DRG; biaya diklasifikasikan berdasarkan departemen dan bahkan berdasarkan dokter yang merawat dalam departemen tersebut. Informasi ini merupakan tambahan atas informasi yahg secara tradisional dikumpulkan di rumah sakit. Informasi tersebut fokus pada output (layanan pasien), serta pada input (biaya per tes laboratorium). Oleh karena itu, tugas yang sulit untuk mengendalikan pembayaran-pembayarannya agar tidak melampaui iuran, yang mereka terima, tetapi dengan memastikan bahwa layanan kesehatan yang memadai tetap disediakan.
d.        Profesional
Loyalitas utama profesional adalah kepada profesi dan bukan kepada organisasi. Para manajer departemental biasanya adalah profesional yang fungsi manajemeya hanya bersifat paruh waktu; kepala bedah melakukan pembedahan. Secara historis, para dokter cenderung memberikan tekanan yang relatif kecil terhadap pengendan biaya.
e.         Pentìngnya Pengendalian Kualitas
Industri layanan kesehatan berurusan dengan nyawa manusia, jadi kualitas layanan yang diberikannya merupakan hal yang paling penting. Terdapat peninjauan jaringan dari prosedur pembedahan, peninjauan rekan sejawat atas dokter individual, dan agen peninjau luar yang diharuskan oleh pemerintah federal.
2.        Proses Pengendalian Manajemen
Karena pergeseran dalam bauran produk dan karena peningkatan kuantitas serta biaya peralatan baru, proses perencanaan strategis di rumah sakit adalah penting. Proses penyusunan anggaran tahunan adalah secara konvensional. Sejumlah besar informasi tersedia dengan cepat untuk pengendalian aktivitas operasi. Kinerja keuangan dianalisis dengan membandingkan pendapatan dan beban aktual dengan anggaran, dengan mengidentifikasikan varians-varians penting, dan mengambil tindakan yang sesuai atas varians-varians tersebut.
E.       Organisasi Nirlaba
Suatu organisasi nirlaba, sebagaimana didefinisikan dalam hukum, adalah organisasi yang tidak dapat mendistribusikan aktiva atau labanya kepada, atau untuk manfaat dan, anggotanya, pejabatnya, maupun direkturnya. Definisi ini tidak menghalangi organisasi untuk memperoleli laba; definisi tersebut hanya melarang distribusian dari laba tersebut. Suatu organisasi nirlaba perlu memperoleh laba yang memadai, secara rata-rata, guna menyediakan dana untuk modal kerja dan untuk berjaga-jaga terhadap “hari-hari buruk”.
1.        Karakteristik Khusus
a.        Ketiadaan Ukuran Laba
Sasaran dominan dan kebanyakan bisnis adalah untuk memperoleh laba yang memuaskan. Laba bersih mengikur kinerja ke arah sasaran ini. Tidak satupun ukuran kinerja tersebut ada di organisai nirlaba. Banyak dari organisasi nirlaba yang mempunyai beberapa sasaran, dan efektivitas dari suatu organisasi dalam mencapai sasarannya jarang sekali dapat diukur dengan jumlah kuantitatif. Ketiadaan ukuran kinerja keseluruhan kuantitatif yang mémuaskan adalah masalah pengendalian manajemen yang serius dalam organisasi nirlaba.
b.        Modal Kontribusi
Terdapat dua kategori utama modal kontribusi, yaitu pabrik dan sumbangan. Pabrik meliputi kontribusi gedung dan pcralatan, atau kontribusi dana untuk memperoleh aktiva tersebut; pekerjaan-pekerjaan seni; dan objek museum lainnya. Sumbangan terdiri dari pemberian yang donornva berkeinginan agar jumlah pokoknya tetap utuh selamanya (atau setidak-tidaknva untuk banyak tahun); hanya laba dari pokok sumbangan tersebut yang akan digunakan untuk mendanai operasi sekarang ini.
Suatu organisasi nirlaba memiliki dua kelompok laporan keuangan. Satu kelompok berkaitan dengan aktivitas operasi; kelompok tersebut meliputi laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas, sama seperti yang ditemukan di bisnis. Kelompok kedua berkaitan dengan modal kontribusi. Kelompok tersebut memiliki laporan arus modal kontribusi selama periode tersebut dan neraca yang melaporkan aktiva modal kontribusi dan kewajiban serta ekuitas yang terkait. Arus masuk dan modal kontribusi adalah modal kontribusi yang diterima dan keuntungan dari portofolio sumbangan selama periode tersebut; arus keluar adalah laba sumbangan yang dilaporkan sebagai pendapatan operasi, kerugian atas portofolio sumbangan, dan penghapusan pabrik.
c.         Akuntansi Dana
Banyak organisasi nirlaba menggunakan sistem akuntansi yang disebut “akuntansi dana.” Akun-akun dibuat secara terpisah untuk beberapa dana, masing-masing saling menyeimbangkan (yaitu, jumlah saldo debit sama dengan jumlah saldo kredit). Kebanyakan organisasi memiliki (1) dana umum atau dana operasi, yang berkaitan erat dengan sekelompok akun operasi; 2) dana pabrik dan dana sumbangan, yang merupakan aktiva modal kontribusi dan ekuitas; dan (3) beragam dana lain untuk tujuan khusus. Untuk hijuan pengendalian manajemen, fokus utama adalah pada dana umum.
d.        Pengelolaan
Organisasi nirlaba dikelola oleh dewan pengawas. Dewan pengawas biasanva tidak digaji, dan banyak dari mereka yang tidak memahami manajemen bisnis. Oleh karena itu, mereka umumnya menjalankan lebih sedikit pengendalian dibandingkan dengan direktur dari suatu perusahaan bisnis. Lebih lanjut lagi, karena kinerja lebih sulit untuk diukur, dewan pengawas menjadi kurang mampu untuk mengidentifikasikan masalah-masalah aktual atau masalah-masalah yang baru timbul. Sehingga kebutuhan akan dewan pengelola yang kuat dalam organisasi nirlaba adalah jauh lebih besar dibandìngkan dengan dalam organisasi bisnis.
2.        Sistem Pengendalian Manajemen
a.        Penetapan Harga Produk
Banyak organisasi nirlaba memberikan perhatian yang kurang memadai pada kebijakan penetapan harganya. Penetapan harga layanan pada biaya penuh adalah yang diinginkan.Hargaberdasarkan “biaya penuh” merupakan jumlah dari biaya langsung, biaya tidak langsung, dan mungkin penyisihan kecil untuk meningkatkan ekuitas organisi. Prinsip ini berlaku pada jasa yang secara langsung berkaitan dengan tujuan organisasi tersebut. Penetapan harga untuk aktivitas pelengkap šebaiknya didasarkan pada pasar. Dengan demikian, suatu rumah sakit nirlaba sebaiknya menetapkan harga atas layanan perawatan kesehatannya pada biaya penuh, tetapi harga-harga dalam toko suvenir sebaiknya berdasarkan pasar.
b.        Perencanaan Strategis dan Penyusunan Anggaran
Dalam organisasi nirlaba yang harus memutuskan mengenai bagaimana cara yang terbaik untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas ke aktivitas-aktivitas yang berharga, perencanaan strategis adalah proses yang lebih penting dan lebth banyak memakan waktu dibandingkan dengan dalam bisnis yang blasa.Anggaran merupakan alat pengendalian manajemen yang paling penting setidak-tidaknya dalam hal aktivitas keuangan.
c.         Evaluasi dan Operasi
Di kebanyakan organisasi nirlaba, tidak ada cara untuk mengetahui seberapa besar biaya operasi yang optimum. Oleh karena itu, manajer pusat tanggung jawab cenderung untuk membelanjakan apa saja yang diperbolehkan dalam anggaran, meskipun jumlah yang dianggarkan tersebut mungkin lebih tinggi daripada yang diperlukan. Sebaliknya, mereka mungkin membatasi pengeluaran yang memiliki pengembalian yang sangat bagus hanya karena pengeluaran tersebut tidak termasuk dalam anggaran. Meskipun organisasi nirlaba telah memiliki reputasi sebagai organisasi yang beroperasi secara tidak efisien, persepsi ini telah berubah karena alasan-alasan yang baik. Banyak organisasi telah memiliki kesulitan yang semakin meningkat dalam memperoleh dana, terutama dari sumber-sumber pemerintah. Hal ini telah mengarah padá pengetatan dan pada meningkatnya perhatian pemerintah pada pengendalian manajemen.

BAB 13 ENTERPRISE RISK MANAGEMENT

Definisi Enterprise Risk Management.
Menurut COSO (2004) definisi  Enterprise Risk Management adalah sebagai berikut:

“Enterprise Risk Management is a process, effected by an entity’s board of directors, mangement and other personnel, applied is strategy setting and across the enterprise, designed to identify potential events that may affect the entity, and manage risk to be within its risk appetite, to provide reasonable assurance regarding the achievement of entity objectives.”

Atas dasar definisi tersebut, kita dapat mensintesiskan Enterprise Risk Management ke dalam beberapa konsep yang fundamental, antara lain meliputi:
  • Suatu proses, yang berjalan dan mengalir di dalam suatu entitas atau organisasi..
  • Diperngaruhi oleh individu pada semua tingkatan manajerial di dalam organisasi.
  • Dapat dipergunakan untuk kepentingan formulasi strategi.
  • Dapat diaplikasikan pada semua tingaktan manajerial, unit bsinis, termasuk penentuan portofolio risiko.
  • Dirancang untuk mengidentifikasikan peristiwa potensial, bilamana terjadi,  yang dapat mempengaruhi entitas dan mengelola risiko.
  • Mampu memberikan jaminan yang rasional bagi manajemen dan diwan direksi suatu entitas.
  • Diarahkan untuk mewujudkan tujuan yang terpisah akan tetapi dalam kategori yang tumpang tindih.
Jadi kalau dikaji, definisi yang dikemukakan oleh COSO memberikan makna yang cukup luas.  Memiliki kemampuan untuk mengakomodir konsep fundamental inti mengenai bagaimana perusahaan dan organisasi lainnya mengelola risiko, menyediakan dasar implementasi untuk berbagai organisasi, industri dan sektor.  Selanjutnya, definisi tersebut juga memfokuskan upaya untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan dan memberikan landasan fundamental untuk menetapkan efektivitas enterprise risk management.
Konsep Enterprise Risk Management
Pada dasarnya konsep dari Enterprise Risk Management – Integrated Framework adalah mengembangkan konsep internal control yang bebas dari pengaruh dan semakin memfokuskan pada aspek manajemen risiko perusahaan.    Konsep ini tidak bermaksud untuk menggantikan kerangka kerja internal control yang ada melainkan menjadi suatu kesatuan.  Para manajer dapat memanfaatkan Enterprise Risk Management – Integrated Framework baik untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan internal control maupun untuk mendukung proses manajemen risiko.  Jadi harus dapat diantisipasi dan dikendalikan oleh para manajer adalah sampai seberapa jauh kemampun suatu entitas siap menghadapi dan menerima risiko dalam upaya penciptaan nilai (creative value).
Premis yang mendasari enterprise risk management menyatakan bahwa setiap entitas didirikan untuk menciptakan nilai yang diperuntukkan bagi para stakeholder.  Setiap entitas dalam menjalankan aktivitas operasional senantiasa menghadapi permasalahan ketidakpastian.    Para manajer yang profesional ditantang kompetensinya  dalam bentuk  kemampuan untuk menentukan sampai seberapa besar ketridakpastian yang dihadapinya dapat dikendalikan, sehingga  usaha yang mengarah pada   peningkatan stakeholder  value dapat terwujud.
Ketidak pastian yang kerap kali dihadapi para manajer dapat berupa risiko-risiko atau peluang-peluang yang dapat diperoleh melalui  suatu tindakan manajerial yang dapat menurunkan atau meningkatkan penciptaan nilai.  Melalui implementasi Enterprise Risk Management – Integrated Framework, manajer diharapkan mampu mengatasi secara efektif permasalahan ketidak pastian yang berkaitan dengan risiko maupun peluang-peluang yang dapat memberikan potensi peningkatan kapasitas pembentukan nilai.
Nilai (value) dikatakan maksimal bilamana manajer berhasil memformulasikan strategi dan tujuan untuk mengoptimalkan keseimbangan pertumbuhan antara pendapatan dan risiko, efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber-sumber ekonomis dalam merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan.  Para pakar, lebih lanjut mengemukakan bahwa konsep Enterprise Risk Management mencakup aspek:
  • Alligning risk appetite and strategy.
  • Enhancing risk response decisions.
  • Reducing operational surprises and losses.
  • Identifying and managing multiple and cros-enterprise risks.
  • Seizing opportunities.
  • Improving deployment of capital
Kapabiltas yang melekat dalam konsep Enterprise Risk Management sebetulnya dapat membantu manajemen dalam hal:
  • Upaya mewujudkan kinerja atau performansi suatu entitas, target profitabilitas dan membantu melakukan tindakan preventif atas kemungkinan kerugian yang timbul dari penggunaan sember-suber ekonomis.
  • Efektivitas pelaporan dan kepatuhan terhadap aturan dan regulasi,
  • Menghindari dan mencegah serta memelihara reputasi sntitas dan konsekuensi yang terkait.
Secara singkat dapat kita katakan bahwa Enterprise Risk Management membantu suatu entitas mau dirahkan kemana dan menghindari risiko-risiko yang tidak terantisipasi atau nampak serta kejutan-kejutan yang berpengaruh pada penciptaan nilai.

BAB 12 PENGENDALIAN MANAJEMEN PROYEK

1. Hakekat Proyek
                Sebuah proyek adalah sekumpulan kegiatan yang dimaksudkan untuk mencapai hasil akhir terentu yang memiliki arti yang cukup pentig bagi kepentingan pihak manajemen. Sebuah proyek dimulai ketika manajemen telah menyetujui sifat umum dari apa yang harus dikerjakan dan yang telah disetujui tentang taksiran jumlah sumber daya yang akan digunakan dalam mengerjakan pekerjaan tersebut.
Ada beberapa jenis proyek antara lain;
  • proyek yang dikerjakan oleh a selama beberapa hari atau minggu, mengerjakan kegiatan yang sama yang telah beberapa kali dilakukan sebelumnya.
  • Proyek yang melibatkan ribuan orang yang bekerja selama beberapa tahun, mengerjakan pekerjaan yang belum pernah dikerjakan sebelumnya, seperti pada kasus proyek mendaratkan manusia pertamakali di bulan.

Perbandingan dengan operasi rutin
  • Sasaran tunggal
Sebauah proyek biasanya mempunyai sasaran tunggal; operasi rutin mempunyai banyak tujuan. Kinerja Proyek dapat dinilai dari bentuk hasil akhir yang diinginkan; kinerja operasional haruslah dinilai dalam bentuk semua hasil yang telah dicapai oleh manajemen.
  • Struktur organisasi
Organisasi proyek bertumpang tindih dengan organisasi operasional sistem, dan sistem pengendalian manajemen bertumpang tindih dengan sisitem pengedalian manjemen organisasional tersebut.
  • Fokus pada proyek
Pengendalian atas proyek fokus ada proyek dimana tujuannya adalah untuk menhasilkan produk yang memuaskan dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan pada tingkat biaya yang optimum.
  • Perlunya trade off
Proyek biasanya melibatkan trade off anatar ruang lingkup , jadawal dan biaya. Biaya dapat dikurangi dengan mengurangi ruang lingkup suatu proyek. Jadwal dapat dipersingkat dengan menimbulkan biaya lembur.
  • Standar yang Kurang Andal
Standar kerja yang digunakan cenderung kurang dapat diandalkan pada proyek jika dibandingkan dengan organisasi rutin.
  • Seringnya terjadi perubahan dalam perencanaan
Kondisi lingkungan yang tidak terduga dalam proyek konstruksi atau pengungkapan fakta yang tidak diperkirakan sebelumnya selama pelaksanaan konsultasi dapat mengarah kepada perubahan rencana.
  • Ritme yang Berbeda
Irama dari proyek berbeda dengan operasi rutin. kebanyakan proyek dimulai dari kecil meningkat mencapai aktifitas puncaknya dan kemudian menurun dengan semakin dekatnya penyelesaian hingga akhirnya yang harus dilakukan hanyalah pemberesanya.
  • Pengaruh lingkungan yang lebih besar
Suatu proyek cenderung dipengaruhi oleh lingkungan external jika dibandingkan operasi yang terdapat di dalam sebuah pabrik.
  • Pengecualian
Perbedaan ini tidak terlalu jelas terlihat. Sebuah usaha seperti perusahaan percetakan, menghasilkan produk akhir yang sama; tetapi fokus pengendalian manajemen pada organisasi seperti ini adalah pada totalitas kegiatan selama sartu bulan atau satu periode tertentu.

  1. Lingkungan Pengendalian
Struktur Organisasi Proyek
Organisasi proyek merupakan organisasi sementara. Sebuah tim dibentuk untuk melaksanakan proyek dan tim ini dibubarkan ketika tugasnya selesai. Jika proyek dilaksanakan seluruhnya atau sebagian oleh kotraktor dari luar sponsor proyek sebaiknya dengan menetapkan aturan kerja yang jelas dengan para personel kontraktor itu.
  • Organisasi matrix
Organisasi matriks merupakan pengaturan dimana para anggota suatu tim proyek ditarik organisasi yang mensponsori, mereka akan mempunyai dua atasan.
  • Evolusi struktur organisasi
Jenis personel dan metode manajemen yang berbeda mungin tepat dilaksanakan pada berbagai tahapan proyek. Pada tahap perencanaan sebuah proyek konstruksi pada tahap pelaksaanaan royek peran utama adalah para manjer produksi.
Hubungan Kontraktual
Jika proyek dilaksanakan oleh kontraktor luar, maka tingkat pengendalian proyek akan bertambah. Kontraktor dapat membawa sistem pengendaliannya sendiri ke dalam proyek, dan sistem ini mungkin harus disesuaikan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh sponsor. Kontrak memiliki dua jenis umum:
  • Kontrak Harga Tetap
Kontraktor setuju untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah ditentukan pada waktu yang telah ditentukan dengan harga tertentu. Biasanya, ada denda (penalti) jika pekerjaan ini tidak diselesaikan sesuai dengan spesifikasi, atau jadwal yang telah ditentukan tidak terpenuhi. Dalam kontrak harga tetap, sponsor bertanggung jawab untuk mengaudit mutu dan jumlah dari pekerjaan urituk memastikan bahwa ia tehh dikerjakan sesuai dengan spesifikasi.
  • Kontrak Penggantian Biaya
Dalam kontrak penggantian biaya, sponsor setuju untuk membayarkan biaya yang wajar ditambah dengan suatu laba. Suatu kontrak dengan penggantian biaya layak untuk  digunakan jika ruang lingkup, jadwal, danbiaya proyek tidak dapat dihitung secara meyakinkan dimuka.
  • Perbandingan dalam Jenis -jenis Kontrak
Harga untuk kontrak harga tetap ditawar atau diusulkan oleh kontraktor. Kontraktor yang kompeten memasukkan penyisihan untuk kejadian tidak terduga, dan besamya penyisihan ini bervariasi pada tingkat ketidakpastian. Kontrak harga tetap adalah tepat ketika lingkup proyek dapat secara jelas dispesifikasikan di muka dan ketika ketidakpastian rendah. Di dalam kontrak penggantian biaya, komponen laba tau pembayaran jasa, biasanya harus ditetapkan dalam jumlah satuan moneter.
  • Variasi
Pada kontrak insentif, tanggal penyelesaian atau target biaya, atau keduanya, didefinisikan di muka, dan kontraktor diberi imbalan atas penyelesaian proyek lebih awal dibandingkan dengan tanggal target atau penyelesaian proyek lebih rendah dibandingkan dengan target biaya. Kontrak insentif merupakan jalan tengah; kontrak tersebut adalah tepat ketika estimasi penyelesaian dan biaya yang terjadi dapat dibuat dengan cukup layak.

Struktur lnformasi
  • Paket Kerja
Dalam sistem pengendalian proyek, informasi disusun berdasarkan elemen-eiemen proyek. Elemen yang paling kecil disebut paket kerja, dan cara di mana paket kerja ini adalah kumpulan yang disebut struktur rincian pekerjaon (work breakdown structure -WBS). Paket kerja adalah pertambahan pekerjaan yang dapat diukur, biasanya dengan jangka waktu yang singkat. Jika proyek mempunyai paket-paket pekerjaan yang sama masing-masing harus didefinisikan dengan cara yang samaa agar supaya biaya dan informasi jadwal pekerjaan dapat dibandingkan dengan paket pekerjaan yang serupa.
  • Perkiraan Biaya Tidak Langsung
Sebagai tambahan dari paket pekerjaan bagi pekerjaan proyek langsung, dibuat perkiraan biaya untuk aktivitas administrasi dan aktivitas pendukung. Daftar akun, yang merupakan aturan pembebanan biaya ke dalam proyek, dan wewenang memberikan persetujuan dan kuasa penandatanganan yang spesifik ditentukan di muka.
  1. Perencanaan Proyek
Pada tahap perencanaan, tim perencanaan proyek menggunakan perkiraan kasar yang menjadi dasar pengambilan keputusan.pelaksanaan proyek sebagai titik awalnya. Kotak dalam bagan ini lama-kelamaan akan diisi dengan nama-narna personel yang akan mengelola pekerjaan tersebut. Pada proyek yang tidak terlalu rumit sekalipun, ada rencana untuk perencanan yaitu uraian perencanaan setiap tugas, siapa yang bertanggung jawab untuk pekerjaan itu, kapan pekerjaan itu harus diselesaikan, serta hubungan antara tugas-tugas tersebut.
Hakikat Perencanaan Proyek
Rencana akhir terdiri atas tiga bagian yang berkaitan:
  1. Bagian lingkup (scope) menyebutkan spesifikasi setiap paket pekerjaan dan nama dari orang atau unit organisasi yang bertanggung jawab.
  2. Bagian jadwal (schedule) menyatakan estimasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap paket pekerjaan dan hubungan antara paket pekerjaan, yaitu paket pekerjaan yang mana yang harus diselesaikan sebelum paket pekerjaan yang lain dimulai.
  3. Biaya (cost) yang dinyatakan di dalam anggaran proyek, biasanya disebut anggaran pengendalian.

Analisis Jaringan
Beberapa alat tersedia untuk menyusun jadwal proyek. Ada yang dikenal dengan teknik evaluasi dan penilaian program (PERT), dan metode jalur kritis (CPM).
Setiap teknik mempunyai tiga langkah pokok:
(1) memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk setiap paket pekerjaan,
(2) mengidentifikasi saling ketergantungan antara paket pekerjaan  dan
(3) menghitung jalur kritis.
Perkiraan waktu untuk melaksanakan tiap aktivitas ini diperlihatkan pada diagram. Satu aktivitas yang menghubungkan dua kejadian, misalnya A dan B, menunjukkan bahwa aktivitas yang mengarah kepada B tidak dapat dimulai sebelum peristiwa A terjadi.
  • .Jalur Kritis dan Waktu Senggang
Program program komputer tersedia untuk menganalisis jaringan kerja proyek. Program ini mengidentifikasikan jalur kritis, yaitu urutan kejadian yang membutuhkan waktu total terpendek untuk menyelesaikan proyek.
  • Probabilitas PERT
Perkiraan waktu yang diperkirakan bagi setiap aktivitas dalam jaringan dibuat atas dasar probabilitas. Tiga perkiraan dilakukan untuk setiap aktivitas; waktu yang sangat mungkin terjadi, waktu optimis dan waktu pesimis.

Memperkirakan Biaya
Demi alasan kepraktisan, perkiraan biaya sering kali dibuat pada tingkat agregat yang menggabuagkan beberapa paket pekerjaan menjadi satu. Sumber daya yang digunakan pada masing-masing paket pekerjaan dikendalikan dalam hal kuantitas fisiknya, bukan dalam bentuk biaya, sehingga membuat perkiraan biaya bagi setiap paket pekerjaan tidak akan banyak memberikan manfaat.
Dalam memperkirakan biaya, dua macam ketidaktahuan yang harus pertimbangkan.
  1. Ketidaktahuan yang diketahui adalah perkiraan biaya untuk aktivitas-aktivitas yang telah diketahui akan terjadi, misalnya menggali fondasi untuk rumah. Sifat pekerjaannya diketahui; dan biayanya, walaupun tidak diketahui, sering kali dapat ditaksir dalam batas-batas yang layak berdasarkan pengalaman masa lalu.
  2. Ketidak tahuan yang tidak diketahui. Untuk kegiatan ini, penaksir tidak tahu bahwa ini akan terjadi, dan oleh karenanya, tidak mungkin dapat memperkirakan biayanya. Penghentian pekerjaan, kerusakan karena badai atau banjir, tertundanya penerimaan bahan baku, kecelakaan, gagainya pengawas dari pihak pemerintah untuk bertindak secara tepat waktu, merupakan contoh-contoh kejadian ini.

Penyiapan Anggaran Pengendalian
Anggaran pengendalian dipersiapkan mendekati awal pekerjaan, memberikan, waktu yang hanya cukup untuk meminta persetujuan oleh pengambil keputusan sebelum komitmen dari biaya. Memperlambat penyiapan pengendalian anggaran sampai kepada hanya pekerjaan akan dimulai, memastikan bahwa anggaran pengendarian memakai informasi sekarang ini tentang cakupan dan jadwal, hasil analisis biaya, dan data sekarang tentang tingkat gaji, harga-harga baharr, dan variabel lainnya.

Aktivitas Perencanaan yang Lain
Satu perangkat aktivitas berhubungan dengan seleksi dan pengorganisasian personel. Setelah personel mulai bekerja, mereka akan saling mengenal satu sama lain dan menemukan di mana mereka cocok ditempatkan. di dalam,organisasi proyek, mereka belajar tentang apa yang diharapkan dari mereka. Informasi yang dipelajari dan harapan yang dikembangkan selama tahap ini merupakan bagian dari ikrim pengendalian, dan mereka dapat mempunyai dampak yang besar pada keberhasilan penyelesaian proyek.
  1. Pelaksanaan Proyek
Pada akhir proses perencanaan proyek, bagi kebanyakan proyek akan terdapat spesifikasi paket pekerjaan, jadwal, dan anggaran; begitu pula, manajer yang bertanggung jawab atas setiap paket pekerjaan .yang teridentifikasi.
Pada dasarnya baik sponsor maupun manajer proye menaruh perhatian kepada pertanyaan :
  1. Apakah proyek akan selesai sesuai dengan tanggal penyelesaian yang telah dijadwalkan?
  2. Apakah penyelesaian pekerjaan akan memenuhi spesifikasi yang ditetapkan?
  3. Apakah pekerjaan akan dilaksanakan di dalam perikaan biaya yang telah ditentukan?

Hakikat Laporan
Para manajer memerlukan:
  1. Laporan kendala melaporkan baik masalah yang sudah terjadi (seperti keterlambatan yang disebabkan oleh sejumlah sebab-sebab yang memungkinkan) dan masalah di kemudian hari yang sudah diantisipasi.
  2. Laporan kemajuan (progress report) mernbandingkan jadwal aktual dan biaya dengan jadwal yang direncanakan dan biaya-biaya bagi pekerjaan yang telah selesai dan mereka memuat perbandingan yang sama untuk aktivitas overhead yang tidak langsung terkait dengan pekerjaan.
  3. Laporan keuangan (financial report) adalah laporan yang akurat dari biaya proyek yang harus disiapkan sebagai basis untuk pembayaran tiap termin kemajuan pekerjaan jika itu merupakan kontrak penggantian biaya; dan mereka biasanya diperlukan sebagai dasar pencatatan ayat-ayat akuntansi keuangan untuk kontrak harga tetap.
  • Kuantitas Laporan
Untuk memastikan bahwa semria kebutuhan akan informasi telah terpenuhi, akuntan manajemen kadang-kadang membuat lebih dari jumlah optimum yang dibutuhkan dari laporan. Laporan yang tidak diperlukan atau informasi tambahan yang terdapat di dalam laporan, menimbulkan biaya tambahan dalam penyusunan dan pengiriman informasi.
  • Persentase Penyelesaian
Jika persentase penyelesaian tidak dapat ditentukan dari data kuantitatif manajer akan mengandalkan observasi pribadi, pertemuan-pertemuan dan sumber-sumber informal yang lain sebagai dasar untuk menilai kemajuan.
  • Merangkum Kemajuan
Pembayaran termin kemajuan pekerjaan acapkali dilakukan ketika milestone yang ditentukan telah dicapai. Jadi sistem biasanya memiliki beberapa metode pengumpulan tiap-tiap paket pekerjaan, yang memberikan pengukuran keseluruhan atas pencapaian
  • Daftar Perbaikan
Mendekati akhir proyek konstruksi, sponsor menyiapkan daftar butir-butir pekerjaan yang masih harus diselesaikan, termasuk kelemahan yang perlu diperbalki. Pembayaran termin yang telah dilakukan selama pelaksanaan proyek biasanya lebih kecil daripada biaya ditambah dengan laba sampai dengan hari ini, sehingga dapat menjadi pengaman dalam kasus seperti ini.
Penggunaan Laporan
  • Laporan Kendala
Para manajer banyak menggunakan waktunya untuk menghadapi laporan kendala. manajer harus memutuskan masalah mana yang akan mendapat perhatian pribadinya, yang mana yang akan didelegasikan kepada orang lain, dan yang mana akan diabaikannya dengan asumsi bahwa personel yang mengoperasikan akan mengambil tindakan korektif yang diperlukan.
  • Laporan Kemajuan
Pendekatan untuk menganalisis laporan kemajuan adalah sesuatu yang telah dikenal sebagai “pengelolaan dengan pengecualian.” Jika kemajuan pada suatu bidang tertentu adalah memuaskan, maka tidak perlu diberikan perhatian atas bidang itu kecuali untuk mengucapkan selamat kepada orang yang bertanggung jawab)
  • Biaya untuk menyelesaikan
Dalam laporan kemajuan mereka, beberapa organisasi membandingkan biaya aktual yang terjadi sampai saai ini dengan biaya anggaran atas pekerjaan yang telah dilakukan sampai saat ini. Organisasi yang lain melaporkan estimasi saat ini dari total biaya untuk keseluruhan proyek, dibandingkan dengan biaya yang dianggarkan untuk keseluruhan proyek tersebut. Jenis laporan yang terakhir disebutkan adalah cara yang berguna untuk memperlihatkan bagaimana proyek diharapkan akan selesai, asarkan estimasi biaya untuk menyelesaikannya dihitung dengan benar.

Sumber lnformasi lnformal
Karena laporan tertulis bersifat berwujud, penjelasan sistem pengendalian manaiemen cenderung dipusatkan kepada mereka. Manajer mempelajari adanya potensi masalah dan keadaan-keadaan yang dapat menyebabkan kemajuan aktual yang menyimpang dari rencana sebelumnya, manajer juga memahami signifikansi dari laporan formal, karena laporan-laporan ini mungkin tidak menguraikan kejadian-kejadian penting yang mempengaruhi kinerja aktual.

Revisi
Jika sebuah proyek ternyata kompleks atau memakan waktu yang panjang, terdapat kemuingkinan besar bahwa rencana yang dibuat tidak dipenuhi satu atau lebih dari ketiga aspeknya: ruang lingkup, jadwal, atau biaya. Kejadian yang umum adalah ditemukan kemungkinan terjadinya kelebihan biaya-yaitu biaya aktual yang melampaui biaya menurut anggaran. Jika hal ini terjadi, sponsor dapat memutuskan untuk menerima kelebihan.dan melanjutkan proyek sebagaimana awalnya direncanakan, memutuskan untuk mengurangi ruang lingkup proyek dengan tujuan untuk mendapatkan hasil akhir yang masih berada di dalam pembatasan biaya awalnya, atau memutuskan untuk mengganti manajer proyek jika sponsor menyimpulkan bahwa kelebihan biaya tersebut adalah tidak dibenarkan.

Audit atas Proyek
Di banyak proyek, audit atas mutu harus dilaksanakan pada saat pekerjaan sedang dikerjakan. Jika pekerjaan tertunda, pekeiaan yang salah pada tiap paket pekerjaan dapat disembunyikani mereka ditutupi oleh pekeriaan berikutnya. Pada umumnya, audit yang dilakukan sembari proyek berjalan, adalah lebih disukai ia dapat mengungkapkan potensi kesalahanyang dapat dikoreksi sebelum mereka menjadi serius. Namun demikian, para auditor proyek sebaiknya tidak menggunakan waktu dari mereka yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan secara berlebihan.

  1. Evaluasi Proyek
Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja dalam pelaksanaan proyek mempunyai dua aspek:
(1) Evaluasi terhadap manajemen proyek, dengan tujuan untuk membantu pengambilan keputusan yang berhubungan dengan manajer proyek, termasuk imbalan, promosi, kritik membangun, atau penugasan kembali.
(2) Evaluasi dari proses pengelolaan proyek, dengan tujuan untuk menemukan cara yang lebih baik dalam pelaksanaan proyek berikutnya.
  • Cost Overrun
Ketika biaya aktual melebihi biaya yang dianggarkan, maka dinyatakan terjadi cost overrun.
  • Peninjauan Kembali
Dengan melihat kembali ke belakang, biasanya akan dapat ditemukan keadaan-keadaan di mana keputusan yang “benar” temyata tidak dilakukan. Meskipun demikian, keputusan yang dibuat pada saat itu dapat wajar sepenuhnya. Contoh manajemen yang buruk adalah kegagalan manajer untuk memperketat sistem pengendalian yang memungkinkan terjadinya pencurian, tetapi ini lebih sullt untuk dinilai karena pengendaiian ketat yang berlebihan dapat memperlambat kemajuan proyek. Evaluasi dapat mengidentifikasi beberapa peraturan yang menghalangi pelaksanaan proyek secara efisien.

Evaluasi hasil
Keberhasilan sebuah proyek tidak dapat dievaluasi sampai setelah berlalunya cukup banyakwaktu Hal ini dapat membutuhkan waktu bertahun tahun. Kecuali jika dampaknya dapat diukursecara khusus, evaluasi seperti ini mungkin tidak memiliki manfaat untuk dilakukan.
Kriteria pemilihan dari proyek proyek yang hendak divaluasi:
  1. Proyek tersebut seharusnya cukup penting untuk dapat membenarkan dilakukannya pengeluaran dan usaha yang cukup banyak cralam sebuah evaluasi formal.
  2. Hasil yang di dapat biasanya harus dapat dikuantifisir
  3. Akibat dari variabel yang tidak dapat diantisipasi harus diketahui, atau setidak tidaknya yang mendekati, dan mereka seharusnya tidak menutupi dampak akibat perubahan yang terjadi pada asumsi saat proyek disetujui.
  4. Hasil dari evaluasi harus-mempunyai kesempatan yang baik untuk mengarah kepada dilakukannya suatu tindakan.